Lambang negara Indonesia ini meniru lambang Kerajaan Samudera Pasai yang duluan eksis.
[Kesultanan
Pasai, juga dikenal dengan Samudera Darussalam, atau Samudera Pasai,
adalah kerajaan Islam yang terletak di pesisir pantai utara Sumatera,
kurang lebih di sekitar Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara, Provinsi Aceh,
Indonesia. -wikipedia]
Jangan salah duga dua lukisan di atas
sekilas mirip. Namun kalau diperhatikan detil sangat berbeda. Keduanya
juga merupakan lambang dua negara yang berbeda. Yang pertama Garuda
Pancasila lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dan yang kedua
lambang Kerajaan Samudera Pasai.
Asal muasal penggunaan lambang
Garuda Pancasila sebagai lambang negara adalah bermula saat Sultan
Abdurrahman Hamid Alkadrie II (Sultan Hamid II) memenangi sayembara
lambang negara. Sayembara ini diadakan oleh Presiden Soekarno.
Sebelumnya ada usulan lambang negara yang diajukan oleh M. Yamin namun
ditolak oleh panitia karena masih ada pengaruh Jepang melalui penempatan
sinar matahari.
Sejak Indonesia merdeka pada tahun 1945, baru
pada tahun 1950 kita memiliki lambang negara. Jadi selama lima tahun itu
Indonesia nirlambang negara. Garuda Pancasila ditetapkan sebagai
lambang Negara RI pada 11 Februari 1950 yang dituangkan dalam Peraturan
Pemerintah No 66 Tahun 1951.
Lalu Presiden Soekarno memperkenalkan
lambang itu kepada masyarakat pada 15 Februari 1950 di Hotel Des Indes
Jakarta. Sebelumnya Garuda juga sudah menjadi lambang kerajaan atau
stempel kerajaan di Jawa seperti Kerajaan Airlangga.
Lambang Kerajaan Islam Samudera Pasai
Sebelum
digunakan secara resmi sebagai lambaga negara RI, Garuda juga sudah
dipakai sebagai lambang Kerajaan Samudera Pasai yang dulu kala berpusat
di Aceh Utara. Kerajaan Samudera Pasai didirikan oleh Sultan
Malikussaleh (Meurah Silu) pada abad ke 13 atau pada 1267. Seorang
petualang Ibnu Batuthah dalam bukunya Tuhfat al-Nazha menuturkan
Samudera Pasai sudah menjadi pusat studi Islam di kawasan Asia Tenggara.
Siapa
sebenarnya yang merancang lambang Kerajaan Samudera Pasai? “Lambang
Kerajaan Samudera Pasai dirancang oleh Sultan Samudera Pasai Sultan
Zainal Abidin. Lambang burung itu bermakna syiar agama yang luas, berani
dan bijaksana,” sebut R Indra S Attahashi Sabtu (6/10).
Indra
menjelaskan, lambang negara Samudera Pasai berisi kalimat Tauhid dan
Rukun Islam. Rinciannya, kepala burung itu bermakna Basmallah, sayap dan
kakinya merupakan ucapan dua kalimat Syahadat. Terakhir, badan burung
itu merupakan Rukun Islam.
Pria kelahiran 1974 itu menjelaskan
lambang itu disalin ulang oleh Teuku Raja Muluk Attahashi bin bin Teuku
Cik Ismail Siddik Attahashi yang merupakan Sultan Muda Aceh yang
diangkat pasca peristiwa Perang Cumbok pada 1945. Ketika itu di Aceh
Tamiang ada kerajaan sendiri bernama Kerajaan Sungai Iyu
“Bisa
saja disebut, lambang negara Indonesia ini meniru lambang Kerajaan
Samudera Pasai yang duluan eksis sebelum kaum Nasionalis Marhaenisme
merancang NKRI,” ungkap Indra yang juga generasi ketujuh dari Kerajaan
Sungai Iyu.
Indra menjelaskan, lambang Kerajaan Samudera Pasai itu
sudah ada dalam silsilah keluarganya lebih dari 100 tahun lalu. Dari
kakek atau nenek, lambang itu diwariskan dari generasi ke generasi yang
selalu dikisahkan bahwa itu lambang Kerajaan Samudera Pasai.
Disebutkan,
asal-usul pendiri Kerajaan Samudera Pasai berasal dari keturunan Turki
yakni Al Ghazy Syarif Attahashi yang merupakan panglima memimpin utusan
Dinasti Usmaniyah (Ottoman) yang membantu Aceh menghadapi serangan
Portugis. Kemudian panglima ketujuh itu menikah dengan seorang putri
Sultan Iskandar Muda.
Perihal lambang Negara Indonesia yang mirip
dengan lambang Kerajaan Samudera Pasai juga dituturkan oleh Ibrahim
Qamarius dosen Universitas Malikussaleh Aceh Utara. Setelah digelar
seminar International Conference and Seminar “Malikussaleh; Past,
Present and Future di Aceh Utara pada 11-12 Juli 2011, masyarakat
mengirim lambang Kerajaan Samudera Pasai yang merupakan replika.
Lambang
itu dilukis oleh Teuku Raja Muluk Attahashi, keturunan dari panglima
Turki Utsmani yang ke Aceh ketika Sultan Iskandar Muda menghadapi
Portugis, pimpinan dari Panglima Tujuh Syarif Attahashi.
Ibrahim
menjelaskan, walaupun lambang Indonesia mirip dengan Kerajaan Samudera
Pasai belum bisa dipastikan Indonesia meniru dari Samudera Pasai.
Menurutnya, perlu pengkajian lebih lanjut
“Panitia melakukan
pengkajian konprehensif mengenai lambang atau gambar tersebut dan
kemungkinan dibahas pada International Conference and Seminar
Malikussaleh kedua pada 2013,” ungkap Ibrahim yang mantan ketua panitia
konferensi itu kepada Beritasatu.com, Sabtu (6/10).
Terlepas
dari klaim inspirasi Garuda dari lambang Kerajaan Samudera Pasai,
sejarawan LIPI Aswi Warman Adam menegaskan kalau klaim itu menunjukkan
kecintaan bangsa Indonesia. “Ini bukanlah sebuah klaim yang menjurus ke
arah negatif. Ini merupakan sebuah bentuk kecintaan bangsa Indonesia,
yang dulu saat proses pemilihan lambang negara memang ikut terlibat,”
kata Asvi. (beritasatu)
Home » Opini » Sejarah Tidak Bisa Bohong, Lambang Garuda RI Ternyata Meniru Lambang Kerajaan Islam Samudera Pasai
Sejarah Tidak Bisa Bohong, Lambang Garuda RI Ternyata Meniru Lambang Kerajaan Islam Samudera Pasai
By Unknown • 13:00 • Berita Kajian Ideologis Opini • Comments : 0
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Post a Comment